MF.S Logo

- Mynamix Fineststars -
Welcome !!!
to :
Mynamix Fineststars Web.div

Propaganda Media Buat Semua Orang. Mynamix Fineststars mencoba memulai kembali disini, sebagai langkah awal MF.S mengambil media internet yang hari ini setiap orang lebih suka mencari informasi melalui media tersebut dan juga sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin memuakan untuk dikonsumsi. Dan terakhir sebagai sarana untuk membudayakan kembali kegiatan membaca.

Semoga tersenyum.

 


.:: MF.s HOME ::.

+ Previous Post +
Lyrics : Homogenic - Epic Symphony
Lyrics : New Generation Calling
Liriknya nih buat kalian
Interviews - Sendal Jepit
Interview - Mocca - My Diary
Interviews - Nudist Island

+ Archives +
June 2003
July 2003
August 2003
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
November 2006
December 2006
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007

+ Interviews +
The Milo "Let Me Begin"
Buckskin Bugle
Mocca "Friends"
Alone At Last
Noin Bullet
Sendal Jepit
Mocca "My Diary"
Nudist Island

+ Links +
Aggressive Touch
Alone At Last
Anarexia
Ballads of the Cliche
Bangku Taman
Bolong
Brontakzine
Buckskin Bugle
Buldozer
Cherry Bombshell
Common Room
Death Rock Star
Good Night Electric
Indie Bandung
Jasad
Jeruji
Joy In The Club
Kekal
Koil
Kuro!
Loud Fast Rules
Mocca
My Own Deck
Noin Bullet
Noise Badroom
Nudist Island
Omuniuum
Pestol Aer
Planetbumi
Sajama Cut
Sendal Jepit
Seringai
Shaggy Dog
Soda Music
Sova
Stereofoam
Sunblind
The Artificials
The Milo
The Rainy Days
The Sastro
The Sigit
This Servant
Toilet Sounds
Total Feedback
Turtles Jr
Virgin Mary
White Volvo

+ Lyrics +
Sendal Jepit
The Milo - Let Me Begin
The Marmars - Don't Hear This
Homicide
Homogenic - Epic Symphony
Alone at Last - Sendiri vs Dunia (ep)
New Generation Calling (compilation)
.....

+ Reviews +

+ Photos +

2005/01/07

 

 Lyrics : Homicide

 

PROSA TANPA TUHAN
- Homicde (split with Balcony)

------------------------------------------------------------------
BOOMBOX MONGER
------------------------------------------------------------------
jika konsumen adalah raja maka industri adalah Kasparov
dan setiap vanguard lapangan tak lebih Lenin dari Ulyanov
mencari poros molotov
yang tak lebih busuk dari kritik kapitalisme George Soros
senyawa dari nyawa kreator dan sendawa para insureksionis berkosmos
ruang diluar buruh dan boss, dan kertas Pemilu yang kau coblos
dimana komrad ku mengganti logos dan kamus dengan batu Sisifus
memutus selang infus negara dan institusi sampai mampus
pada lahan bertendensi kooptasi Sony dan empty-V dan para radio penyedot phallus
fasis bertitah 'harus', mengayunkan pedang pada sayap setiap Ikarus
dengan hirarki dalam modus operandi layak Kopassus
microphone bagi kami adalah pemisah kalam dengan pembebasan yang mengkhianati
milisi tanpa seragam koloni, hiphop philantrophy seperti Upski
resureksi boombox yang sama pada Madison Park awal delapan puluhan
membawa ribuan playlist dari Chiapas, Kosovo dan Jalur Gaza
Seattle dan Praha, Checnya, Genoa, Yerusalem, Dili dan Tripoli
untuk api militansi aktivisme yang meredup pasca molotov terakhir terlempar di Semanggi
obituari dari lini terdepan milisi pada garis batas demarkasi
jelaga resistansi lulabi penghitam langit tanpa teritori
logika tanpa kuasa perwakilan yang layak dikremasi
ketika senjata bermediasi, ketika ekonomi dan valas berubah sosok menjadi tirani
jelajahi setiap kemungkinan dengan kain kafan modernisasi
prosa beraliansi dengan
dekonstruksi surga-neraka rakitan, militansi tanpa puritan
Verbal Homicide, Rock-Steady Bakunin, MC Klandestin
pada peta sirkuit boombox para B-boy kami adalah Fretilin dalam kacamata Bakin /

Makhnovist yang melukis realisme sosialis diatas kanvas Dada
Post-Mortem Hip-Hop takkan pernah berkaca bersama Fukuyama
dialektika kami tanpa radio dan visualisasi anti-HBO
tanpa agenda politik partai yang membuat Mussolini membantai D'Annunzio
juga korporasi multinasional yang menjadikanmu lubang senggama
kooptasi kultur tandingan yang berunding dalam gedung parlemen Partai Komunis Cina
yang mereproduksi Walter Benjamin ke tangan setiap seniman Keynesian
yang mensponsori festival insureksi dengan molotov cap Proletarian®
instruksi harian dalam mekanisme kontrol pergulatan menuju amnesia
lupakan Colombus, karena Bush dan Nike® telah menemukan Amerika®
inkuisisi mikrofonik dalam kuasa estetika
yang merevolusikan pola konsumsi menjadi intelektualisme organik seperti Gramsci
ekonomi membuat kami mendefinisikan otonomi pada mesin foto kopi
rima anti-otoritarian memandikan bangkai Hiphop® yang tak pernah kau otopsi
membaca peta kekuasaan seperti KRS-ONE dan MC Shan
sambil meludahi modernitas seperti Foucault diatas neraka Panopticon
ketika Moralitas® telah berubah menjadi candu seperti Marxisme® dan Agama®
maka MC mengambil mikrofon dan melahirkan tragedi dari puncak Valhalla
karena Ardan® dan kalian hanya akan melahirkan kombinasi busuk seperti Iwan
dan Djody, dikotomi antara Farakhan, Amrozy, dan Nazi
bongkar paksa setiap parodi labirin eforia sensasional Harry Roesli
B-boy semiotika artifak simultan antara ekstasi dan revolusi
setiap properti privat adalah galeri dan merubah eksistensi
menjadi pertahanan paling ofensif para Darwinis yang menolak menjadi partisan /

Saya teringat saat awal 80-an, entah tahun berapa tepatnya, didekat sebuah SD Inpres dekat rumah terdapat sebuah lapangan volley dimana setiap sore diadakan acara breakdance yang selalu saya tonton sebelum saya pulang sekolah. Saya tak pernah bisa breakdance dan memilih untuk duduk dipojok dekat sebuah tape besar yang memasok ritme bagi mereka yang berpartisipasi di atas lembaran kertas kardus. Saya selalu ingin memiliki tape jenis itu, yang tak pernah saya dapatkan hingga setahun kemudian, justru saat demam breakdance sudah mulai habis, ketika ayah saya pulang dari pasar loak di Cihapit membelikan sebuah boombox sebesar jendela dan sebuah soundtrack film Tari Kejang sebagai hadiah ulang tahun. Saya sangat bangga dengan boombox itu terlebih ketika melihat boombox yang hampir mirip dipakai LL.Cool.J untuk sampul album pertamanya, 'Radio, hingga hampir setiap hari saya bawa kemanapun saya bermain, meski tanpa baterai sekalipun. Dan memang demam breakdance melenyap, karena 'era'-nya sudah lewat dan 'Jack The Ripper', 'King of Rock' dan 'Rebel Without A Pause' pun tidak cocok untuk breakdance dan boombox itu berubah fungsi menjadi sebuah tanda tak langsung untuk mengatakan bahwa lagu yang diputar teman tetangga saya sucks. Wham sucks, Lionel Richie sucks. Memasang musik hingga indikator volume memerah. Dua dasawarsa telah lewat, boombox itu telah rusak dihajar umur. Namun kami besar bersama hiphop yang sama yang pernah diputar di tape itu. Hiphop yang notabene sebuah kultur asing yang kami tak memiliki tradisinya, bukan wayang golek dan bukan kecapi suling. Hiphop yang sama yang mengenalkan kami dengan sebuah semangat menghajar kebosanan dan cara-cara verbal dan fisik menampar status quo dan sekaligus sebuah rasa cinta pada kehidupan. Hiphop yang bukan 'bling-bling' yang kami dengar di radio akhir-akhir ini dan yang berotasi di MTV Non Stop Hits. Ini semua membuat kami berandai-andai membayangkan jika seorang B-boy menenteng boombox, lagu apa yang akan mereka putar supaya dapat mewakili mereka merepresentasikan identitas mereka, album apa yang layak diputar sebagai soundtrack keseharian mereka sehingga dapat berbagi semangat dan perasaan pada setiap kawan yang mereka jumpai sekaligus seolah menampar setiap tikus-tikus konservatif yang mencoba menyuruh mereka mematikan boombox tersebut. Kemudian bayangkan kata 'B-boy' digantikan dengan 'setiap orang', jika memang benar konon 'setiap orang' memiliki hasrat. Hasrat yang sama yang kami rasakan hari ini ketika kami menginginkan sesuatu. Sesuatu yang bukan bagian dari sebuah dunia lama yang usang, status quo yang menghalangi kami mendapatkan hasrat. Hasrat untuk lepas dari tirani ekonomi, hasrat untuk lepas dari kontrol, lepas dari imbas kebijakan para segelintir elit dan opresi otoritas, lepas dari kewajiban sok moralis, dari ketakutan terhadap bom yang setiap saat dapat meledak didepan teman dan keluarga kami, lepas dari usaha-usaha penyeragaman dunia, dari kontrol dan imbas manusia-manusia yang berlomba berkompetisi untuk mengejar hasrat-hasrat mereka, dari hegemoni negara dan korporasi, lepas dari kooptasi para mencret-mencret dasamuka bisnis untuk kemudian membayangkan setiap orang bekerjasama, berko-operasi untuk setiap kebutuhan dan hasrat mereka. Sebut itu utopia. Namun yang pasti hasrat itu kali ini harus kami capai bukan dengan sekedar duduk dan menunggu karena saya yakin ia tak akan pernah datang dalam bentuk kado ulang tahun. Now I got the brand new box and i'm about to pass it. Make sure everything remains raw then gimme ya playlist.

------------------------------------------------------------------
ALTAR RUINS
------------------------------------------------------------------
the medium cuddles ya with the imperial massage
mirror imaged a serious-head-concussioned god in the daily mirage
an extra-large style on top of triple-barrage
red coated fat-ass fillin' chimneys with fudge
forget the grudge
got proletariat ambushed by television and booze
remain seated with a pedestrian chant about enjoying the boat cruise
9 to 5 lifestyle accustomized no customers curfew
commercial laughter stashed behind the scheme of a murderous issue
Smithian legacy addressed me as the 21st century's heresy
switchin' frequency at mono for maximum density air superiority
bullshitin' off that Thatcherism, got institution evokin' pysician
to bought-up techno-capital technicians
them devious-hearted will beat ya with a backward journey to the future
givin the reality a permanent neck-bite, providing a static legal adjustment
bumrushin' Picassos for winter house improvement
like gasoline-cocktailin' cop station as a weekend entertainment
MC's strive for precision, but still caught-up within
24-7 latest version of billboards encirclement
a misleading paramount, praise the fuckin' sermon
disciples of god re-write revelations with abundance of testosterone
even when McDonalds® restaurant occupies the lines of your Holy Quran
muthafucka still lack of skill in readin' between the lines
I Downset my tools to speak no dead language
skilled to pay no altar bill, I rock more party than communist Mao doin' damage /

I mosh ideas to the most lethal pit,
godspeed Hamlets who rockin with the black acid
snake spit venom at god and snitch
slit the throat of a king, i bleed my sickest blood
yer gutz rot and roll on white sheet
found guilty, passing guillotine
massive damage on masses
split the classes of dumb, deaf and blind elephants
makes illogic relevant to tha last caveman to hit the pavement
with eye-con, clandestine on basement
tounge-twistin the filthy, silly-slap tha poverty of your philoshophy
necronometry, bodycount your fuckin purity
discordance axis of praxis holocaust
revolt without a pause
lets make sure them fascist maggots pay the cost
the lost Necropolis projectiles, ruined altars, rotten carcass
the morbid flow on the higher Maracas
with the abandoned trusts plus abundance of lust
I.M.F meeting crushed for fair-trading guts for torches
smell the corpses, my graveyard discourses split wigs
like Moses split seas, burn the racists like the KKK burnt the crosses
posses Death like fuckin Napalm
call me the Master E.N.T of Ceremony be droppin bombs like Nam
consume amount of options and Pylox® toxins
they call me the Flow-letarian ambush ya Marxist doctrines
inverted infects shaping too complex a movement like
off-the-top Bergman ripped the Bolshevik-type project endorsement
i be god throwing bolts on the next phropecies coped
on the next national vote when the ballot taken with the chapped throats
buy or sell, fuck it - i shoplift some Orwells®
lets uplift some cartel activisms
call me Hakim Bey of the microphone-sufism
cuz your leftist-book selections only rock a pathetic insurrection
the plastic mass gone fascist, catacomb blaspheme
i found the passion in dancin' over the tomb of Stalin


Dunia ini adalah sebuah altar, secara nyata atau secara metafor, dan kita berada diatas sebuah reruntuhan yang masih tetap mencoba membangun dirinya kembali dengan tumbal-tumbal sejarahnya. Reruntuhan semua ide-ide totalitarian yang sekarang bergerak sibuk ber-resureksi atas nama tata dunia baru, demokrasi, moral, massa, rakyat, agama, surga, perkembangan ekonomi, bunga bank dan pesona deodoran. Sebagian mendomplengi globalisasi dan sebagian bergerak diatas tribalisasi. Perang lama dengan elit baru yang selalu membutuhkan serdadu, pahlawan, reproduksi mesin-mesin perang mereka dan tentu saja, tumbal. History 'is history'!! Representasi dan identitas menjadi sebuah persembahan dalam ritual mutlak bagi altar manusia modern. Kualitas tak dituju melalui kuantitas, tetapi kuantitas merefleksikan kualitas itu sendiri.Tak heran mengapa imej begitu memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Resureksi atau lebih tepatnya lagi revival dari ide-ide totalitarian tak lebih dari perwujudan romantisme seperti halnya sosok seorang Megawati yang dirindukan oleh para pengikut Soekarno. Sebuah 'cover song' yang telah begitu menjijikan untuk dapat menjadi sebuah 'hit' kembali!! Who needs ideology if the ideas are in everyone's mind? Terlalu lama manusia menjadi objek dari ide-ide tanpa pernah memperlakukan dirinya sebagai subjek dari ide itu sendiri. Terlalu sentimentil dalam memilih produk yang mampu merepresentasikan dirinya tanpa pernah menggali potensi kekuatan dibalik redefenisi atau bahkan dekonstruksi, terlalu lama menjadi bagian dari sebuah entitas yang bernama 'massa' tanpa menyadari eksistensi dirinya sebagai seorang individu. Jika 'in-versi' hanya akan melahirkan kooptasi lainnya seperti halnya Punk-Rock® dan upaya-upaya in-versi lainnya, maka versi membutuhkan sebuah sub-versi. Karena takkan pernah cukup untuk hanya membalikkan sesuatu tanpa pernah menyentuh maknanya. Sesuatu yang terbalik tidak selamanya memiliki kapasitas negatif. Tetapi, seperti ucapan Ani DiFranco bahwa, 'every tool is a weapon if you hold it right'. Sebotol Coca Cola akan memiliki makna yang berbeda jika terisi bensin dan secarik kain. Reruntuhan altar ini dapat menjadi sebuah 'mosh pit' bagi segala sesuatu yang tak pernah dicap valid dalam kamus definisi jika manusia dapat menjadi 'Master of Ceremony' bagi dirinya sendiri. Track yang kami buat pada suatu sore ketika seharian memutar KRS-One, Quasimoto, Morbid Angel dan Carcass, pada hari yang sama ketika kami membaca sebuah artikel di sebuah harian tentang adanya rencana pemerintah membuat undang-undang yang akan mempidanakan seseorang yang tidak ikut pemilu dan mempengaruhi orang lain untuk ikut tidak mencoblos pada hari 'kiamat' itu. Hell yeah, seems like next year is madd interesting. Got ideas, anyone?

------------------------------------------------------------------
PURITAN (GODBLESSED FASCISTS)
oleh: kolektif post-mortem hip-hop setan Homicide
MC Morgue Vanguard & Sarkasz
------------------------------------------------------------------
adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : “tebas lehernya dahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya”
pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta
supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma
persetan dengan Surga® sejak parameter pahala
diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengan nyawa
kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa
target operasi di antara segudang fasis seperti FBR di Karbala
karena aku adalah libido amarahmu yang terangsang dalam genangan darah
selangkangan Shanty jika kau menyebut parang bagian dari dakwah
melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola
penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera
para manusia-unggul warisan Pekan Orientasi Mahasiswa
paranoia statistika agama, wacana-phobia ala F.A.K
B-A-K-I-N tak pernah bubar, mewujud dalam nafas kultural
persis wakil parlemen yang kau coblos dan kau tuntut bubar
partai bisa ular, belukar liberal
Gengis Khan mana yang coba definisikan moral
persetankan argumentasi membakar bara masalah
dengan kunci pembuka monopoli anti-argumen komprehensi satu bahasa
instruksi air raksa mereduksi puisi hingga level yang paling fatal
kehilangan amunisi, sakral adalah ambisi
wadal modernisasi, program labelisasi Abu Jahal
distopia yang tak pernah sabar untuk menuai badai

aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layak bongkar
dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar
jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral
sampai api terakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal
batalyon pembenci Gommorah sucikan dunia dengan darah
menipiskan batas antara kotbah dengan gundukan sampah
jika membaca Albert Camus menjadi alasan badan-leher terpisah
lawan api dengan api dan biarkan semua rata dengan tanah
lubang tai sejarah, memang dunia adalah
kakus raksasa nikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah
jika idealisme-mu tawaran untuk mengundang surga mampir
berikan bendera dan seragammu, kan kubakar sampai arang terakhir
sratus kali lebih dangkal dari kolom Atang Ruswita
seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda
untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir diperapian
tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan
mendukung keagungan layak Heidegger mendukung Nazi
propaganda basi, wahyu surgawi dengan bau tengik terasi
jika suci adalah wajib dan perbedaan harus melenyap
maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalah bensin, kain dan botol kecap
yo, fasis yang baik adalah fasis yang mati
fasis yang baik adalah fasis yang mati
fasis yang baik adalah fasis yang mati
tunggu di ujung jalan yang sama saat kalian mengancam kami /

Lagu ini ditulis pada pertengahan tahun 2001 lalu. Ketika terjadi fenomena pemberangusan gerakan 'pro-dem' (whatever the fuck that means), dan sweeping plus pembakaran buku-buku yang dicap 'kiri' oleh beberapa golongan yang berlindung dibalik topeng moral agama dan nasionalisme. Tak hanya sekedar itu, dengan dukungan propaganda massif lewat media massa (para elit mereka notabene merupakan pemilik beragam media massa lokal), mereka juga melakukan penganiayaan, pemukulan, penculikan bahkan penyerangan dan pembongkaran markas-markas aktivisme di beberapa kota. Pada awalnya hanya sebagian kecil saja yang memberanikan diri menentang mereka secara terang-terangan namun pada akhirnya gelombang fasis baru ini direspon dengan perlawanan di basis akar rumput pada hampir setiap kota. Beberapa kawan menyarankan untuk tidak merilis lagu ini karena alasan klise; masyarakat kita adalah masyarakat religius, namun kami berargumen bahwa fasisme tak ada hubungannya dengan religius atau tidaknya sebuah masyarakat. Kultur religius tak harus dibarengi dengan tabiat Mussolini dan Stalin, dan kami pikir setiap orang pun dapat membedakan antara agama dan fasisme, terutama mereka yang selalu membuka ruang bagi perdebatan dan argumentasi. Kecuali memang jika kita dikelilingi oleh para fasis atau dalam kata lain masyarakat kita hari ini adalah wujud lain dari gabungan pasukan Ariel Sharon dan Neo-Nazi. Itu sudah beda masalah. Lagu ini kami dedikasikan pada mereka yang pada hari-hari tersebut berada digaris depan, mulai dari Medan, Lampung, Jakarta, Bandung, Jogja hingga Surabaya. Keep ya head up, brothers. Stay Strong.

------------------------------------------------------------------
SEMIOTIKA RAJATEGA
------------------------------------------------------------------
MC hari ini lebih banyak memakai topeng dari Zapatista
hampir sulit membedakan antara bacot patriot dan miskin logika
bicara tentang skill dan kompetisi, mengobral sompral
jatuh setelah berkoar, lari dengan ujung kontol terbakar
MC butuh federasi dan breakbeats berdasi
untuk sekantung wacana basi dan eksistensi
MC Tampon, mencoba membuat mall menjadi Saigon
amunisi tanpa kanon, mucikari martir yang gagal mencari bondon
sarat kritik, kosong esensi seperti kotbah kyai Golkar
bongkar essay kacangan lulabi usang pasca makar
gelora manuver rima Kahar Muzakar
tak akan pernah dapat menyentuh beat pembebasan B-Boy Ali Asghar
hiphop chauvinis, kontol kalian bau amis, memang tak akan pernah habis
persis duet Hitler tanpa kumis dan Earth Crisis
krisis identitas, menyebut teman nongkrongnya 'niggaz'
sebut dan diss nama kami, kubuat bacot kalian karam seperti Tampomas
berusaha setengah mati menjadi negasi
berlindung dibelakang pembenaran interpretasi, basa-basi
mengobarkan kebanggaan dengan microphone terseret
tak sabar menunggu saat monumental kalian berduet dengan Eurrico Guterrez /

Ternyata rencana invasimu lebih meleset dari konsepsi
dan prediksi partai marxist akan kematian borjuasi
melemparkan invitasi MC pada setiap rima
dan Homicide masih mendominasi sensus kematian populasi akibat rajasinga
MC adalah negara yang membuat kontradiksi tak pernah final
tanpa menifestasi yang sesubstansial gerilyawan maoist di Nepal
lirikal neoliberal, yang memaksa indeks lirikmu turun drastis
dan terlihat lebih dungu dari logika formal, terlalu tipikal
dan masih jauh dibawah horizon minimal
memiliki nasib yang sama dengan PSSI dalam kancah internasional
hadirkan konfrontasi maka MC lari mencari pengacara
dan mengakhiri argumen dengan histeria seperti Yudhistira tanpa hak cipta
jangan berharap unggul dengan skill bualan ala TV Media
yang membuat kau dan Iwa tersungkur dalam satu kriteria

///representasi yang membuatmu nampak seperti fatamorgana
membuat setiap microphone battle berakhir dengan wajah yang sama
persetan dengan persatuan, hiphop hanya memiliki empat unsur
dua mikrofon, kau dan aku, tentukan siapa yang lebih dulu tersungkur /

Memang memuakkan melayani diplomasi scene lawakan
tapi pasti kalian dapatkan jika kalian menginginkan konflik atas nama kebanggaan
bidani bacot murahan tentang imortalitas hiphop seperti liang dubur
pahlawan kesiangan yang membuat lagu lama konservatif keluar liang kubur
karena aku adalah seorang kapiten neraka
mematahkan pedang panjang para lokalis duplikat dan plagiat para Wu-Tang
arwah objek kritik lapuk layak sosialisme ilmiah
kalian ancam kami dengan lulabi akidah
paku dalam bingkai kaca keagungan moralitas, persetan kuantitas
kematian memang identitas yang tak perlu imortalitas
label adalah reduksi, komoditas residu industri
kultural hegemoni, membidani oponen dalam posisi
Prosa pramudya yang bukan Ananta Toer
Mengepal jemari meski dengan batas teritori yang terkubur

memenej kalbu tanpa retorika Aa Gymnastiar
menembus urat nadi distribusi tanpa harus membuat izinku terdaftar
MC menabur bensin dan tak pernah punya nyali menyalakan korek
membacot dibelakang punggung lebih parah dari CekNRicek


[] MC Yang sama petantang-petenteng
sekarang membawa aikon biz lebih banyak daripada anggota Slank
Kalian para martir hiphop, patriot tai kucing
Yang membela lubang pantat logika dengan darah
Siapkan microphone kalian dan siapkan untuk menutup lubang tai sejarah
dan bagi kalian yang menginterpretasikan lagu ini untuk kalian..
Lebok tah Anjing! []

A respond to whom it may concern. The microphone business as usual. Kalian jual, kami beli.

------------------------------------------------------------------
FROM ASHES RISE
------------------------------------------------------------------
A mere appandage flesh on the machine of iron
we dont need no more blueprint to rock the so-called revolution
whoever they vote for, we're ungovernable
since the rebels themselves are so predictable
we be like the Ruckus Society engages in chains of alliance
or be like the Autonomedia cracking the fucking movement
or be like the affinity posse self-sustaining our world
passing the torch, spreading the words
that this New World Boredom is sloppy
we used to slang rocks to cops
we used to break down the Blocks
now we're dismayed and get fucked over burn-out topics
we left the boombox disbanded
fuck the preaching-to-the-converted bullshit
now here's the massage: rock harder, party harder
organize more allied fists and burn down them borders
kept my rhymes dissin and my cocktails swingin
keepin contradictions kickin outta hype they all believin'
I be swimmin at the beach beneath the paving stone
rock my way out like Cypress Hill in Skull N Bones
full scale battle, making my days of war and nights of love
cuz its not a party matter, givin this house of pain a mad-hatter
in the twilight of Asia the spectre still hauntin
demanding the impossible with my steady rockin
microphone that don't answer to no state nor institution
cuz if I cant dance to it then its not my revolution
kept my rhymes dissin and my cocktails swingin
keepin the contradictions kickin outta hype they all believin'
track-bombin hiphop beyond the good and evil
cuz market be makin feeble MCs, the casualties of capital
never have them faiths for them heavens to come
insurrect total resistance like godless Taliban and Saddam
expect the blue collar then face your demise
spawned from the ashes, we shall arise

my homeboy rocking Xeroxs …Rise !!!
fighting Black Bloc in Genoa …Rise !!!
my brothers battling I.S.A in Malaysia …Rise !!!
all ya'll D.I.Y militias …Rise !!!
Madd media guerillaz …Rise !!!
Food Not Bombs worldwide yo …Rise !!!
Every fighters all over Indonesia …Rise !!!
Rise !!!

With or without smashed windows, a building is a building, but a building can't take its form without a foundation. Apart from that, in an attempt to bring a whole building down, smashed windows are better than the unsmashed ones. Priority is out of the question when the question is out of priority. So who knows if smashed windows could give way to reach it's very foundation? If the revolution is about bringing a building down and burn it to the crisp, then it's not about doing the right thing but it's about doing the things right since bringing a building down had not always been the right thing to do. What makes it right is how it's done. Keep in mind that boredom is always counter-revolutionary!! It worth another tries!! This track is a simple battle cry, a shout out to my peeps who kept the struggle alive.


=======

dari sayap-imaji


   

D R S The Rainy Days Semarang On Fire
Mau nambahin banner/pamflet/promosi album or whatever??
Kirim aja semuanya ke email okay!.

SHOUT BOX

Kirim keluh kesah kalian ke :
mynamix@yahoo.com

CopyLeft : MF.S Web.div 2005.
Best viewed with IE 6+ and Rock Soul inside